Warga Surabaya dihebohkan oleh kasus kekerasan mega wheel casino dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh seorang pria terhadap keluarganya sendiri. Kejadian ini terjadi di salah satu kawasan padat penduduk di Surabaya Timur. Pelaku berinisial AR (35) dilaporkan melakukan kekerasan fisik terhadap istri dan dua anaknya yang masih berusia di bawah 10 tahun.
Kejadian ini terungkap setelah salah satu tetangga mendengar suara tangisan dan teriakan dari dalam rumah pelaku. Tetangga yang khawatir kemudian melaporkan hal tersebut kepada ketua RT setempat yang langsung meneruskan informasi ke pihak kepolisian. Polisi yang datang ke lokasi langsung mengamankan pelaku dan membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Motif Pelaku Lakukan Kekerasan
Dari hasil pemeriksaan awal, pihak kepolisian menyatakan sweet bonanza candyland pragmatic play bahwa pelaku melakukan tindak kekerasan karena dipicu oleh masalah ekonomi dan tekanan mental. AR disebut mengalami frustrasi setelah kehilangan pekerjaan selama beberapa bulan terakhir. Namun, pihak berwenang menegaskan bahwa alasan apa pun tidak membenarkan tindakan kekerasan, apalagi terhadap keluarga sendiri.
Kapolsek Tambaksari, AKP Dwi Santoso, menjelaskan, “Pelaku sempat melawan saat akan diamankan. Setelah ditenangkan, dia mengaku menyesal. Namun, proses hukum tetap harus berjalan. Kami telah menetapkan AR sebagai tersangka KDRT dan saat ini dia ditahan di Mapolsek untuk pemeriksaan lebih lanjut.”
Kondisi Korban Saat Ini
Korban utama, yakni istri pelaku berusia 32 tahun, mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuh dan trauma psikologis yang cukup serius. Sementara kedua anak mereka menderita luka ringan, tetapi saat ini sedang dalam pemulihan di bawah pengawasan pihak Dinas Sosial dan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak).
Psikolog dari P2TP2A yang menangani kasus ini menyebut bahwa pendampingan akan terus dilakukan, khususnya untuk anak-anak agar tidak mengalami gangguan perkembangan akibat kejadian traumatis tersebut.
Tanggapan Warga dan Upaya Pencegahan
Kasus ini mendapat perhatian besar dari masyarakat sekitar. Banyak warga yang merasa prihatin dan berharap ada penanganan serius terhadap pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Beberapa tokoh masyarakat juga mengajak warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan tidak ragu melapor jika mencurigai adanya kekerasan.
“Selama ini kita mungkin terlalu diam jika mendengar pertengkaran rumah tangga tetangga. Tapi sekarang kita tahu, penting untuk segera bertindak sebelum terjadi sesuatu yang lebih buruk,” ujar Pak Sugeng, salah satu warga sekitar lokasi kejadian.
Pentingnya Edukasi dan Layanan Bantuan
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa edukasi tentang pentingnya pengendalian emosi, komunikasi dalam keluarga, serta akses terhadap layanan konseling sangat penting. Pemerintah dan lembaga terkait diharapkan memperkuat peran P2TP2A dan membuka ruang konsultasi gratis bagi masyarakat.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan kesejahteraan keluarga, diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.
Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami kekerasan dalam rumah tangga, segera hubungi layanan darurat atau lembaga bantuan terdekat. Jangan diam. Suara Anda bisa menyelamatkan nyawa.